Home »
» STRUKTUR DAN BIDANG
STRUKTUR DAN BIDANG
Written By PD IPM LAMONGAN on Kamis, 01 Mei 2008 | 21.17
IRM adalah Organisasi dakwah remaja yang telah memiliki basis massa yang tidak sedikit maka adalah hal yang wajar jika IRM melakukan kajian ulang dan evaluasi terhadap bidang-bidang dan struktur yang dipakai selama ini. Apakah terdapat indikasi kelemahan-kelemahan dalam bidang dan struktur sehingga perlu untuk dikaji ulang penerapannya di IRM? Di bawah ini merupakan hasil evaluasi mengenai penerapan bidang dan struktur di IRM sejak perubahannya dalam Muktamar XII IRM di Jakarta tahun 2000.
1. Pembagian bidang berdasarkan isu, sehingga yang terjadi adalah overlap antar bidang. Misalnya antara bidang HA dengan bidang PIP dalam hal pembelaan terhadap kepentingan pelajar bahkan di antara semua bidang dengan bidang yang lain varian yang digunakan adalah segmen program. Sebagai contoh dalam respon terhadap UU Sisdiknas begitu pun antara HA dengan ASK dalam meresepon RUU APP.
2. Adanya fakta bahwa dalam struktur (pembagian bidang) di IRM belum terdapat bidang yang secara serius menangani jaringan keluar semacam hubungan luar negeri dan antar lembaga.
3. Adanya fakta bahwa keberadaan bidang organisasi hanya sampai pada tingkatan wilayah. Padahal arah kebijkan dalam penguatan infrastruktur seharusnya sampai pada tingkatan bawah sehingga diperlukan kajian ulang untuk keberadaan bidang organisasi sampai tingkatan cabang.
4. Bahwa bidang yang ada selama ini belum secara riil menyentuh kepentingan pelajar sebagai basis massa IRM selama ini, khususnya pada tingkatan ranting. Sebab, dalam aturannya struktur dan bidang dalam PR menyesuaikan kondisi sehingga jalur koordinasi dan kebijakannya kadang menghadapi dilema.
5. Kondisi HA dan ASK di sebagian besar wilayah dan daerah tidak berjalan sebagaimana bidang-bidang yang lain dengan alasan kuat bahwa kedua bidang tersebut keberadaannnya tidak memiliki landasan substansial ataupun arah kebijakan yang belum sepenuhnya dipahami pada tingkatan bawah yang kuat sehingga perlu dipertanyakan keberadaan selanjutnya.
6. Adalah fakta bidang KPSDM belum secara serius menangani bidang sumber daya manusia. Hal ini pun menjadi dilema, apakah persoalan SDM hanya ditangani oleh satu bidang atau tidak.
Selanjutnya, setelah mempunyai gambaran tentang kondisi obyektif struktur dan bidang yang dipakai IRM selama ini, maka mengkaji struktur dan bidang adalah sebuah keniscayaan untuk membangun infrastruktur IRM yang mantap dalam menghadapi tantangan organisasi ke depan yang semakin berat dengan tantangan. Di bawah ini adalah gambaran konseptual struktur dan bidang baru:
1. Bidang harus mempresentasikan wacana gerakan.
2. Sifat bidang adalah kontekstual, artinya dapat dijadikan sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan riil anggota sekarang dan masa yang akan datang.
3. Bidang dapat dipertanggungjawabkan eksistensinya di masa-masa yang akan datang (visible)
4. Mempertimbangkan evektifitas struktur, sehingga struktur dapat benar-benar dipakai sebagai media untuk menjalankan program.
5. Struktur juga harus bersifat akomodatif, artinya dapat mengoptimalkan sumber daya baik manusia maupun yang lainnya secara maksimal guna mendukung kinerja organisasi.
6. Struktur yang dipergunakan adalah struktur disentralisasi penuh dengan sistem kolektif-kolegial (kebersamaan dan kemitraan).
Dari pertimbangan yang disampaikan di atas maka diputuskanlah pada muktamar kali ini struktur IRM sebagai berikut:
Desentralisasi Kolektif-Kolegial
KETUM
SEKUM
BENDUM
WAKBEND
KABID
SEKBID
SEKBID
SEKBID
KABID
KABID
KABID
SEKBID
Keterangan struktur:
v Struktur ini sama dengan struktur yang dipakai pada periode sebelumnya, hanya ada penambahan dua bidang baru, yaitu:
· Bidang Hubla (Hubungan Luar Negeri dan Antar Lembaga). Bidang ini hanya ada di tingkat PP IRM. Jika bidang ini tidak menampakkan kerja yang signifikan, maka akan ditinjau ulang keberadaannya hingga batas waktu Konpiwil. Untuk tingkat PW dapat membuat bidang Hubla dengan persyaratan disesuaikan dengan kondisi wilayah yang mengharuskan untuk menjalin hubungan dengan pihak luar terkait dengan pendanaan, informasi, jaringan, serta disesuaikan dengan analisa kebutuhan.
· Bidang Irmawati. Untuk Jawa Timur bidang ini di tiadakan karena dalam proses kelahirannya tidak melalui metodologi yang jelas dan terkesan ada tendensi politik yang kuat.
· Jika diperlukan, dari pusat hingga ranting dapat membuat lembaga wirausaha sesuai dengan kondisi wilayahnya.
v Pada usulan struktur ini bidang organisasi diadakan sampai tingkatan pimpinan cabang. Dimana Bidang Organisasi yang bertanggungjawab terhadap permasalahan internal organisasi dan pengembangannya, seperti menyelenggarakan muktamar, konpiwil, rakernas, rakerpim, dll.
v Tanggung jawab tugas kesekretariatan dan kebendaharaan didistribusikan kepada sekretaris bidang-sekretaris bidang. Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum bertugas mengkoordinir Sekretaris Bidang.
v Bidang-bidang berhak membuat surat keluar.
v Untuk tingkatan ranting, khususnya bidang-bidang disesuaikan kebutuhan lokal. Namun ada tiga bidang wajib, yaitu Bidang Kader, Dakwah, dan PIP.
GARIS-GARIS BESAR HALUAN GERAKAN
)GBHG(
Ikatan Remaja Muhammadiyah
PERIODE MUKTAMAR XV - XVIII
1. LOKUS GERAKAN
Yang dimaksud dengan lokus gerakan adalah sasaran pembinaan basis massa yang dalam hal ini adalah Pelajar dan Remaja.
2. BASIS PEMBINAAN PIMPINAN DAN ANGGOTA
Sasaran basis pembinaan anggota adalah ranting.
3. SASARAN UMUM JANGKA PANJANG GERAKAN IRM
Sasaran umum program jangka panjang diarahkan pada upaya menciptakan tradisi kesadaran kritis di kalangan pelajar dengan mengusahakan pembinaan gerakan pada ranting sehingga mampu menjadi modal utama bagi terbentuknya komunitas pelajar yang kritis yang dijiwai akhlak mulia. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka sasaran tersebut dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan selama empat periode Muktamar, yaitu :
a. Muktamar 15: Diarahkan pada upaya penataan gerakan dan pembinaan ranting yang kondusif bagi terciptanya tradisi kesadaran kritis secara massif dalam berfikir dan bertindak di kalangan pelajar melalui pengembangan nilai-nilai advokasi, kaderisasi, keilmuan dan penguatan infrastruktur yang dijiwai akhlak mulia.
b. Muktamar 16: Diarahkan pada upaya pemantapan gerakan dan pembinaan ranting yang kondusif, bagi terciptanya tradisi kesadaran kritis secara massif dalam berfikir dan bertindak di kalangan pelajar melalui pengembangan nilai-nilai advokasi, kaderisasi, dan keilmuan yang dijiwai akhlak mulia.
c. Muktamar 17: Diarahkan pada upaya pengembangan gerakan untuk mewujudkan gerakan IRM sebagai kekuatan transformatif di masyarakat dengan mengusahakan pengayaan program alternatif pemberdayaan yang muatannya adalah memupuk kepekaan sosial, etos intelektual dan nilai-nilai moral kepada pelajar
d. Muktamar 18: Diarahkan kepada pengembangan gerakan menuju IRM sebagai organisasi pelajar yang disegeni dan modern dengan peningkatan bargaining IRM di tengah masyarakat dan pemerintah.
4. PRIORITAS PROGRAM
1. Memfokuskan beberapa aktivitas IRM dalam berbagai bentuk gerakan di antaranya, Gerakan Seribu Ranting, Gerakan Sekolah Kader, Parlemen Pelajar, dan Gerakan Iqra’.
2. Penguatan organisasi di semua lini khusunya pimpinan ranting dengan memberi prioritas bagi penguatan kinerja pimpinan melalui beragam kegiatan dan evaluasi kinerja pimpinan secara berkala, pemantapan manajemen dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana sekretariat yang representatif di semua tingkatan dan pemberdayaan Pimpinan Cabang dan pemekaran daerah.
3. Memassifkan gerakan-gerakan advokasi IRM melalui penguatan dan pengambangan infrastruktur parlemen pelajar di semua lini pimpinan sebagai lingkar inti gerakan advokasi IRM.
4. Pengembangan kemitraan.
5. ASAS KEBIJAKAN GERAKAN IRM
Kebijakan IRM dilaksanakan sebagai perwujudan dari kehendak IRM yang didasari kepada:
1. Asas Keislaman. Bahwa Kebijakan IRM dilaksanakan dalam kerangka perwujudan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wata'ala.
2. Asas kemanusiaan dan kerahmatan. Bahwa kebijakan IRM diperun_tukkan bagi terciptanya kebaikan hidup manusia sesuai dengan esensi, harkat, dan kualitasnya sebagai makhluk yang dimuliakan Allah, untuk membawa dan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan Iil'alamin).
3. Asas dakwah Islam amar makruf nahi munkar. Bahwa segala kebi_jakan yang ditetapkan merupakan pelaksanaan ajaran Islam dengan pendekatan dakwah yang dijiwai dengan semangat pemurnian, pembaharuan, keterbukaan, kritis, dan inovatif.
4. Asas ketinggian ilmu dan kecakapan. Bahwa kebijakan IRM dilak_sanakan sebagai wujud dari optimalisasi fungsi akal/ra'yu yang menjadi kelebihan asasi manusia.
5. Asas pemberdayaan kader. Bahwa kebijakan IRM dilaksanakan dalam rangka memberikan saluran bagi potensi kader dalam berbagai aspek untuk dikembangkan baik secara sektoral maupun integral.
6. Asas Ke-Indonesiaan.
Gerakan Ikatan Remaja Muhammadiyah merupakan upaya IRM mengisi pembangunan bangsa yang didasarkan Pancasila sebagai perwujudan nyata dari peran persyarikatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
6. PRINSIP-PRINSIP KEBIJAKAN GERAKAN IRM
Untuk mencapai tujuan IRM maka setiap kebijakan yang dilak_sanakan hendaknya didasarkan atas prinsip-prinsip :
1. Prinsip tujuan, ialah bahwa segala usaha dan program serta kegiatan pembinaan harus diarahkan untuk merealisasikan tujuan IRM.
2. Prinsip pembinaan, ialah bahwa usaha dan program serta kegiatan dalam rangka mencapai tujuan IRM diarahkan untuk pembinaan dan peningkatan kemampuan anggota, organisasi, dan masyarakat.
3. Prinsip kebutuhan dan permasalahan, ialah bahwa usaha dan program serta kegiatan pembinaan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan anggota, organisasi, dan masyarakat sekaligus memecahkan permasalahan yang dihadapi.
4. Prinsip kebersamaan (kolegialitas), ialah bahwa usaha dan program serta kegiatan harus merupakan usaha bersama yang dilakukan atas dasar kebersamaan dan kekeluargaan (ukhuwah).
5. Prinsip manfaat, ialah bahwa usaha dan program serta kegiatan hendaknya dapat dirasakan hasilnya sebagai sarana peningkatan kualitas hidup bagi anggota, organisasi, maupun masyarakat pada umumnya.
6. Prinsip kesinambungan, ialah bahwa program IRM dilaksanakan dengan senantiasa mengupayakan adanya kesinambungan antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya.
7. Prinsip keterpaduan, ialah bahwa program IRM yang dilaksanakan oleh masing-masing bidang merupakan satu kesatuan program yang utuh.
7. SASARAN KEBIJAKAN IRM
a. Sasaran Personal
Diarahkan pada terwujudnya tradisi kesadaran kritis dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan maksud dan tujuan IRM.
b. Sasaran Institusional
Diarahkan pada terciptanya struktur kelembagaan yang kuat dan fungsional melalui pengembangan ranting serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dalam mendukung gerakan Ikatan menuju gerakan kritis yang berparadigma transformatif.
8. KONSEP DASAR DAN PENGEMBANGAN BIDANG
A. Bidang Manajemen dan Kepemimpinan
Konsep dasar dan konsep pengembangan program bidang Manajemen dan Kepemimpinan
Sasaran dan konsep dasar pengembangan bidang manajemen dan kepemimpinan diarahkan kepada sasaran khusus berupa:
“Terciptanya kepemimpinan yang kuat dan progresif menuju gerakan IRM yang transformatif”
Hal tersebut meliputi pengelolaan kepemimpinan dan manajemen di tingkat Pimpinan Pusat serta penataan mekanisme dan sistem kepemimpinan dan manajemen
1. Mengawal visi dan orientasi gerakan
2. Optimalisasi kinerja dan partisipasi pimpinan
3. Optimalisasi fungsi dan peran lembaga kepemimpinan
4. Pengembangan manajerial kepemimpinan dan pengelolaan organisasi yang efektif
5. Pengembangan komunikasi eksternal
B. BIDANG MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
A. Konsep Dasar Bidang
Bidang ini diarahkan pada sasaran khusus berupa upaya menciptakan infrastruktur organisasi dalam upaya meningkatkan dan mendukung gerakan IRM yang berorientasi pada gerakan kritis transformatif dan berkesadaran dalam rangka membangun basis gerakan dakwah transformatif secara simultan.
B. Konsep Dasar Pengembangan Program Bidang
1. Konsolidasi organisasi dan penataan mekanisme kerja pimpinan {MKP). Hal ini bertujuan untukl menjalin komunikasi efektif dalam rangka membangun budaya dialogis, partisipatoris dan membangun organisasi sebagai gerakan massif yang nantinya akan menjadikan IRM sabagai organisasi yang mapan.
2. Menciptakan tertib menejeman dan pengelolaan organisasi secara ortimal. Hal ini dilakukan sebagai upaya menciptakan sebuah mekanisme kerja yang lebih dan efesien serta mempermudah dalam proses pengawasan kinerja anggota dan pimpinan untuk menghindari ketimpangan dalam proses kerja.
3. Pelaksanaan konsep dan pengembangan administrasi. Administrasi sebagai unsur yang urgen serta menjadi tolok ukur kesusksesan suatu organisasi.
4. Optimalisasi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan administrasi organisasi, terutama administrasi terhadap pelayanan keanggotaan yang dilaksanakan dengan berbagai inovasi dan mekanisme yang lebih efisien.
BIDANG MANAJEMEN KEUANGAN
A. Konsep Dasar Bidang.
Bidang ini diarahkan pada upaya kemandirian serta kemakmuran organisasi.
B. Konsep Dasar Pengembangan Program Bidang
1. Pengembangan inovasi teknis penggalian dana dari berbagai sumber yang halal dan tidak mengikat dengan tetap melakukan intensifikasi penggalian tetap dari uang pangkal, iuran anggota, infak pimpinan, alumni, persayarikatan dan amal usahanya, simpatisan, pemerintah, lembaga atau instansi lain yang memilki kepedulian terhadap peruangan dengan memperhatikan posisi IRM yang setara dengan pihak lainnya tersebut.
2. Penyempurnaan dan pengembangan konsep administrasi keuangan dalam rangka optimalisasi pengelolaan dana rutin yang menopang pelaksanaan program.
3. Pengembangan spirit kekayaan dan kewirausahaan dengan inovasi lembaga usaha sebagai penopang dana organisaasi.
BIDANG ORGANISASI
A. Konsep Dasar Bidang Organisasi
Bidang ini diarahkan pada pengembangan infrastruktur organisasi yang lebih representatif dan kondusif untuk penguatan jaringan dan mewujudkan gerakan kritis transformatif.
B. Konsep Dasar Pengembangan Program
Konsep dasar pengembangan program bidang organisasi sebagai berikut:
1. Penelitian, pendataan dan identifikasi potensi organisasi.
2. Penguatan jaringan dan pengembangan struktur dan infrastruktur organisasi.
3. Pembentukan dan menguatkan organisasi alumni dalam bentuk direktori dan komunikasi yang intensif dengan alumni sebagai konsultan.
4. Pemanfaatan teknologi informasi dan dalam rangka optimalisasi komunikasi untuk internal dan Ekternal organisasi.
5. Gerakan seribu ranting.
6. Turba
BIDANG KADERISASI dan PSDM
A. Konsep Dasar Bidang KPSDM
Diarahkan pada pengembangan proses kaderisasi yang mamang menjadi salah satu alat massifikasi gerakan menuju gerakan transformasi sosial serta menjadi jembatan dalam proses penterjemahan sistem pengkaderan pada jenjang kepemimpinan di bawahnya (PD, PC, dan PR).
B. Konsep Dasar Pengembangan Program Bidang
1. Optimalisasi transformasi kader yang berfungsi sebagai regenerasi pimpinan dan mampu menjadi motor penggerak ikatan.
2. Pengembangan pelatihan yang berorientasi pada pengkayaan nilai-nilai Relegiusitas intelektualitas dan ketrampilan kader.
3. Penciptaan nalar kritis kader melalui pengembangan aktivitas, pelatihan/kegiatan yang kreatif dan dinamis, agar menjadi pelaku utama perubahan dan menjadi lingkar inti penggerak.
4. Melakukan kajian kritis terhadap sistem pegkaderan IRM dalam rangka pengembangan model pelatihan demi ketersediaan sumber daya Kader.
BIDANG STUDY DA’WAH ISLAM
A.Konsep Dasar Bidang Studi Dakwah Islam
Konsep dasar bidang studi da’wah Islam ini diarahkan pada penamaan nilai-nilai Islam secara kritis dan transformatif, sehingga dapat membangun identitas remaja Muslim yang memiliki spiritualitas tinggi dan mengedepankan nilai-nilai moral.
B. Konsep Dasar Pengembangan Program Bidang
1. Intensifikasi kajian, pemahaman dan pengembangan wawasan ke-Islaman dan upaya minimalisir budaya taqlid.
2. Pengkajian, pengkajian dan penyempurnaan metodologi da’wah IRM dan tetap berpedoman pada qaidah yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah
3. Pengembangan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pada internalisasi nilai-nilai spiritualitas, amar ma’ruf (humanitas) nahi munkar (liberalisasi) dan tu’minuuna billah (transedental)
4. Membangun dan memperkuat jaringan studi dan da’wah Islam dengan pengembangan sistem gerakan jamaah da’wah jamaah
5. Peningkatan kesadaran ber-Islam sebagai upaya pengejawentahan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Mengkaji secara mendalam konsep da’wah kultural Muhammadiyah sehingga dapat disalurkan secara tepat dikalangan remaja.
BIDANG PENGKAJIAN ILMU PENGETAHUAN
A. Konsep Dasar Bidang PIP
Bidang ini memfokuskan arah kebijakannya pada pengembangan intelektualitas, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sasaran khusus Bidang PIP diarahkan pada terciptanya tradisi ilmiah yang obyektif dengan penguasaan teknologi tepat guna dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemanusiaan dan spiritualitas.
B. Konsep Dasar Pengembangan Bidang
1. Mengembangkan kegiatan inovatif, kritis, kreatif yang berorientasi pada masifikasi gerakan yang berwawasan masa depan
2. Pengembangan intelektualitas dan berorientasi pada penelitian, pemanfaatan dan pengembangan IPTEK
3. Intensifikasi dan diversifikasi pengkajian dasar-dasar keilmuan, baik sosial maupun eksakta, dalam kehidupan pelajar yang berorientasi pada penyadaran sikap sosial, penumbuhan kritisisme dan penguatan IPTEK
4. Mengembangkan gerakan iqra’
H. BIDANG APRESIASI SENI, KEBUDAYAAN dan OLAHRAGA
A. Konsep Dasar Bidang Apresiasai Seni dan Kebudayaan
Bidang ini difokuskan pada massifikasi gerakan kritis remaja sebagai bentuk aktualisasi gerakan kesadaran kritis di bidang kebudayaan dan olahraga, serta mengembangkan bakat, minat dan apresiasi dalam bidang seni menuju terbentuknya kader IRM yang transformatif dan berkepribadian kultural.
B. Konsep Dasar Pengembangan Program Bidang
1. Pengembangan studi budaya dengan tetap berpedoman kepada kaidah moral bangsa dengan meningkatkan peran serta IRM untuk ambil bagian dalam upaya sosialisasi da’wah kultural Muhammadiyah.
2. pengembangan apresiasi seni, kebudayaan dan olahraga dengan berbagai cara untuk menggali potensi remaja dan pelajar dalam bidang seni, kebudayaan dan olahraga.
3. Gerakan apresiasi seni dan budaya dan olahraga
4. Identifikasi potensi seni dan budaya ke semua jenjang kepemimpinan dan personal
I. BIDANG HIKMAH dan ADVOKASI
A. Konsep Dasar Bidang
Bidang Hikmah dan Advokasi diarahkan pada pemberdayaan pelajar dan remaja yang mampu bertindak kritis dan bijak terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, serta responsif terhadap issue yang sedang berkembang.
B. Konsep Dasar Pengembangan Program Bidang
1. Identifikasi permasalahan sosial remaja dan identifikasi kajian sosial, budaya, politik dan pendidikan lewat pengembangan inovasi bidang dalam rangka penyadaran hak-hak politik anak muda
2. Intensifikasi kajian terhadap permasalahan remaja, yang diupayakan untuk melahirkan langkah strategis untuk memberikan tawaran alternatif kebijakan (counter Policy) terhadap pemerintah atau lembaga-lembaga lain yang bersangkutan dengan masalah-masalah remaja.
3. Partisipasi aktif dalam proses penciptaan demokratisasi, good goverment, harmonisasi hubungan antar umat beragama, anti kekerasan dan pemberdayaan sikap kritis masyarakat, terutama remaja melalui berbagai kegiatan dalam konstelasi lokal maupun nasional yang tetap berpegang pada prinsip dasar ajaran Islam, kaidah perserikatan Muhammadiyah dan gerakan IRM.
4. Sosialisasi pembentukan parlemen Pelajar Indonesia, sebagai bentuk akomodatif kepentingan-kepentingan pelajar yang selama ini banyak terabaikan.
Massifikasi gerakan IRM dalam upaya pembelajaran demokrasi dan pengadaran akan Hak Azasi Manusia.
0 komentar:
Posting Komentar